CariAku.com - Polarisasi yang terjadi di tiap Pemilu 5 tahunan pasti menimbulkan polarisasi di masyarakat.
Bahkan polarisasi di Pemilu 2019 masih terasa hingga saat ini. Seperti julukan Cebong dan Kampret yang merujuk kepada dua pasang calon presiden di tahun tersebut.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Riau, KH Abdurrahman Qoharuddin MA mengatakan, dari Pemilu ke Pemilu per lima tahunnya, pasti ada suasana berbeda saat menjelang Pemilu, khususnya pada isu isu agama yang mau tak mau membentuk polarisasi di masyarakat.
Baca Juga: Diminati Klub Besar Inggris, Kesetiaan Valverde Hanya Untuk Real Madrid
Hal tersebut, kata Aburrahman sangat terasa jental di Pilpres tahun 2019 lalu.
"2019 sangat terasa, sanking kuatnya terpolarisasi sampai hari ini masih ada yang belum sembuh, belum move on, wapaupun elitnya sudah bersatu," kata Aburrahman.
Meski demikuan, dati situasi saat ini, FKUB Riau memprediksi bahwa di Pilpres 2024 mendatang, polarisasi yang mungki terjadi di masyarakat tak akan separah 2019 lalu.
Baca Juga: Langkah-Langkah Praktis Memilih Benih Ikan yang Berkualitas, Pernah Mencoba?
"2024 ini, prediksi kami tak separah 2019 lalu, karena incumbent sudah tak ada, walaupun rasa rasa incumbent ada, tapi aak berbeda," katanya.
"90 persen kandidatnya tiga, jadi polarisasinya berkurang. Namun kami dari tokoh lintas agama, tetap waspadai secara dini, potensi isu agama sangat sensitif, menyinggung emosional masyarakat sangat mudah tersulut," katanya lagi.
Untuk itu, katanya FKUB Riau terus menerus mebgedukasi masyarakat dengan tokoh lintas agama yang tergabung, agar potenti potenti perpecahan, gesekan di lingkup agama bisa diredam.
Baca Juga: Tak Sesukar yang Dibayangkan, Ini Beberapa Syarat dan Cara Buat SIM A, Silahkan Dibaca ya!
"Kita terus sosialisasi, dialog dialig, kita ingin Pemilu riang gembira, bukan terjadi perpecahan apalagi dalam agama," tukasnya.**